Kamis, 25 Juni 2015

Manusia dan Harapan

Pengertian Harapan
            Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh :
Fatih seorang mahasiswa universitas terbuka, dia belajar sangat rajin dengan harapan pada saat nantinya sewaktu ujian semester dia memperoleh nilai A.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan, yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup. Terkait dengan kebutuhan manusia tersebut, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam atau disebut juga lima harapan manusia, yaitu :
1) Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2) Harapan untuk memperoleh keamanan
3) Hak untuk mencintai dan dicintai
4) Harapan diterima lingkungan
5) Harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat mau pun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.
 Harapan sebagai fenomena Nasional
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimana pun berada, mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality , menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan, keinginan, serta emossi seseorang.
Kebutuhan individu dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1) Kebutuhan organik individu
a) kebutuhan individu bernilai positive
b) kebutuhan individu bernilai negative
2) Kebutuhan psikologi individu
a) kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif

Pengertian Kepercayaan
            Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.
Dalam bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada persesuaian antara putusan dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu :
• Orang yang mengutarakan putusan keliru
• Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu kepercayaan dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
• Kepercayaan pada pemerintah
• Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dan manusia harus bertakwa pada Tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa Tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran yang mutlak.

Nilai – nilai Budaya sebagai Tolak Ukur Harapan
      Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi :

1. Nilai perjuangan dan semangat pengorbanan
yaitu, nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan, dll.
2. Nilai ke rumah tanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam setiap keluarga.
3. Nilai kemandirian kaum wanita
yaitu, nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.

Contoh Harapan dalam Kehidupan

Harapan muncul ketika adanya sebuah jalan yang pasti yang diyakini oleh seseorang.
Harapan merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang karena tanpa adanya harapan maka sama saja manusia itu berhenti untuk berpikir dan mencari karena jika kita berharap kita pasti mulai berpikir dan mencari.harapan ada ketika kita menyadari hal tersebut bisa diraih.

Sebagai contoh saya sebagai mahasiswa. Harapan yang yang ada pada diri saya adalah mendapatkan IPK terbaik dan dapat lulus tepat waktu. Hal tersebut juga yang di harapkan oleh orang tua saya agar saya dapat lulus tepat waktu. Harapan tersebut dapat terwujud dengan adanya niat dalam diri untuk melakukan kewajiban saya sebagai mahasiswa.

Harapan tersebut dapat tidak terwujud jika kita tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh serta tidak dengan niat yang baik. Kebanyakan dari mahasiswa putus asa setelah menghadapi suatu masalah, terkadang mahasiswa menjadi malas.


Terwujudnya harapan tersebut dapat menjadi sebuah kunci sukses untuk kedepannya. Sebuah harapan dapat terwujud dengan bagaimana kita menjalaninya dan niat yang sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Sumber :
Buku Ilmu Budaya Dasar, Seri Diklat, Universitas Gunadarma  

Manusia dan Pandangan Hidup

Pengertian Pandangan Hidup & Ideologi

        Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.
       Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
            Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
(A)  Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.
(C)  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
            Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan  hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau  perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Pengertian Cita - Cita

          Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita  adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu  ada  dalam  pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa  yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan,  dan  tujuan  manusia   yang makin  tinggi  tingkatannya.
            Apabila  cita-cita  itu tidak mungkin  atau belum mungkin  terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.  Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum  dipenuhi  sehinga usaha untuk mewujudkan  cita-cita  itu tidak mungkin  dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter,  ia belum  sekolah,  tidak mungkin  berpikir  baik, sehingga  tidak  punya kemampuan berusaha  mencapai  cita-cita. Itu baru dalam  taraf  angan-angan.
            Antara masa sekarang yang merupakan  realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita  terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai  apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung  dari tiga faktor. Pertama, manusianya  yaitu yang memiliki  cita-cita;  kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita  yang  hendak dicapai.
            Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak  yang  dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya puas.
            Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi  yang  merintangi  tercapainya  suatu cita-cita,  Misalnya  sebagai  bcrikut  :
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir  anak orang  yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan  atau memudahkan  mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan  hambatan bagi  Budi dalam  mencapai  cita-citanya.


Pengertian Makna Sikap Hidup

Sikap hidup adalah suatu keadaan hati untuk menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. atau kita mempunyai sikap optimis atau pesimis?
       Sikap itu ada didalam diri kita masing-masing dan hanya kita sendiri yang tahu.orang lain akan baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu sangat penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan dan keinginan yang membentuknya.
       Sikap juga  dapat berubah dikarenakan situasi, kondisi, dan juga lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.

Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup

          Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama dan terus-menerus.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup                

Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dll.

Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat

Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik.
Factor pendorong kea rah persatuan yang ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat (2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang.
Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara intensif.

Kamis, 18 Juni 2015

Resensi Novel Manusia dan Penderitaan

Judul     : Tetaplah Bersinar, Sekalipun Langit Runtuh Esok Hari
Penulis   : Muslim Zuhdi Sa'id
Terbitan : Kuwais
Tebal      : xxii+186
Cetakan  : 2009


Kesepian, kecemasan, ketakutan, kekosongan makna adalah beberapa gejala kejiwaan yang menerpa jiwa masyarakat kontemporer. Semua itu terjadi karena sebagian besar masyarakat kontemporer kurang menyadari dan mengerti bagaimana menata hidup kearah yang lebih baik. Sebagaimana diungkapkan Lindgren, “begitu banyak situasi maupun kondisi dalam kehidupan ini yang menambah kecemasan, ketakutan, kekerdilan diri yang melanda kehidupan masyarakat kontemporer”.
Hal itu terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor- diantaranya: persaingan hidup yang ketat, tuntutan status sosial yang tinggi, semakin kurang intens hubungan keluarga karena kesibukan serta  perasaan pesimis untuk meraih cita-cita yang diimpikan. Ada ketidakseimbangan value yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kontemporer. Misalnya saja- masyarakat kontemporer seringkali lebih memperhatikan penampilan luar (kulit) daripada penampilan dalam (isi) dirinya.
Padahal orang-orang yang memiliki kualitas serta kredibilitas kelas dunia, seperti Nabi Isa (Jesus), Nabi Muhammad, dan Mahatma Gandhi- mereka kurang tertarik membalut tubuhnya dengan pakaian yang gemerlap dan mewah.  Mereka lebih tertarik menemukan sekuntum bunga indah dalam diri mereka ketimbang mengurusi penampilan luar yang tidak kekal dan hakiki.
Seseorang yang lebih mementingkan penampilan luar (kulit) daripada penampilan dalam (isi) dirinya, akan mudah terpukul dan hancur ketika tertimpa musibah yang menyakitkan. Kehadiran buku Tetaplah Bersinar Sekalipun Langit akan Runtuh Esok Hari, dapat menjadi salah satu alternatif jawaban bagi masyarakat kontemporer, untuk menata penampilan dalam (isi) diri, agar terbebas dari penderitaan hidup, menjalani hidup yang menyenangkan, mengisi rutinitas hidup yang menggairahkan, serta memiliki arah tujuan hidup yang jelas.
Muslim Zuhdi Said dalam buku ini memberikan contoh figur seorang yang sebelumnya adalah seorang pelaku kriminal, pecandu obat-obatan terlarang, seorang mucikari, narapidana, seorang penganut rasisme, seorang yang dibenci dan yang percaya seratus persen bahwa kulit putih itu identik dengan “dosa”. Tetapi, semua sudah berubah,  setelah dia menemukan jalan kebenaran. Orang tersebut adalah Malcolm X, dia mengganti namanya menjadi Malik El Shaabazz. Dia belajar  tentang banyak hal bagaimana memaknai dan menjalani hidup lebih baik dan positif.
Salah-satu yang menjadi spirit buku ini adalah dibalik awan mendung matahari bersinar terang. Seperti yang dialami malcolm X, kendati ia mengalami serangkaian penderitaan, kemiskinan, dan berbagai  macam bentuk kegagalan yang menyakitkan, namun ia tetap berjuang terus-menerus untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan istimewa. Melalui penderitaan, Malcoml tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Perjuangan panjang Malcolm tidak sia-sia, dia akhirnya memetik hasil jerih payahnya. Banyak penulis dan seniman yang bereputasi internasional mengelu-elukan Malcolm. Mereka terpesona dengan keteguhan hatinya dalam memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Mereka menganggap Malcolm sebagai tokoh panutan yang memperjuangkan kepentingan kaum tertindas. Meminjam ungkapan Aristoteles, "sesungguhnya semua makhluk hidup itu bergerak menuju penyempurnaan diri". Joseph Campbell juga menuturkan hal serupa; “Kita merasa sangat terpukul dan hancur ketika terjerembab ke dalam gua hitam, padahal kita akan memperoleh makna kehidupan didalamnya. Di dalam gua hitam yang membuat kita tersesat sebenarnya dapat menjadi jalan bagi kita untuk mencari harta karun kehidupan.”
Begitu banyak dan luas tema-tema pembahasan yang terdapat dalam buku ini, sehingga terkesan pembahasan dan kajian dalam buku ini kurang mendalam dan menggigit. Namun hal itu tidak mengurangi keistimewaan buku ini, karena buku ini sangat layak dibaca oleh setiap orang yang ingin meraih prestasi puncak dunia akhirat dalam berbagai bidang kehidupan, sesuai dengan potensinya. Sehingga dapat terbentuk pribadi yang sujud dimalam hari, dan berusaha maksimal disiang hari.
Buku Tetaplah Berbinar Sekalipun Langit akan Runtuh Esok Hari menarik untuk disimak karena bukan hanya secara piawai menyampaikan nilai-nilai kebijaksaan dengan pendekatan yang sederhana dan menggugah, tetapi juga penggunaan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami dan dicerna oleh sidang pembaca.

Contoh Kasus Manusia Dan Kegelisahan

Sekitar 3.000 warga Gunung Sinabung mengungsi


Sekitar 3.000 warga yang berada di sekitar Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatra Utara, mengungsi karena letusan gunung yang meningkat beberapa waktu belakangan.
Gunung ini aktif kembali pada tahun 2010 namun letusannya semakin meningkat pesat sejak awal Juni 2015. Sebelum letusan besar tahun 2010, Gunung Sinabung dalam keadaan tenang selama hampir 400 tahun lebih.
Pada akhir pekan, letusan gunung dilaporkan semakin membesar dan pada Senin 15 Juni terdapat 28 muntahan yang mengeluarkan awan dan gas panas degan kecepatan tinggi ke lereng gunung.
null
Dilaporkan terjadi 28 muntahan awan dan gas panas pada hari Senin.
null
Sejauh ini tidak ada korban jiwa maupun cedera sejak meningkatnya kembali kegiatan Gunung Sinabung awal Juni.
Namun hingga saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun yang cedera akibat meningkatnya kegiatan Gunung Sinabung.
Letusan besar yang terjadi pada Februari 2014 lalu, menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas dan ribuan orang harus mengungsi.
null
Diperkirakan masih banyak lagi warga yang harus mengungsi dalam beberapa hari mendatang.
Walau sebagian warga bisa masih kembali ke rumahnya, namun banyak yang harus pindah ke perumahan yang dibangun pemerintah Indonesia untuk para pengungsi Sinabung.
Dalam perkembangan terbaru ini diperkirakan masih akan ada warga yang harus meninggalkan rumahnya.
"Kami rencananya akan mengevakuasi lima sampai enam kampung lagi dalam beberapa hari mendatang, jumlahnya sekitar 2.500 penduduk," jelas Asep Sukarna, seorang perwira militer setempat, kepada kantor berita AFP.

Sumber :http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150615_indonesia_sinabung_pengungsi

Manusia dan Penderitaan

    Pengertian Penderitaan

     Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta “dhra” yang mempunyai arti menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Intensitas penderitaan memiliki tingkatan, ada yang berat namun ada juga yang ringan. Peranan individu juga turut menentukan berat tidaknya suatu penderitaan. Suatu kejadian atau peristiwa yang dianggap sebagai penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan juga oleh orang lain.

      Setiap orang pasti akan mengalami yang namanya penderitaan, itu karena hal tersebut sudah menjadi resiko dalam hidup. Tuhan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan pada makhluknya dan pastilah Tuhan juga akan memberikan cobaan berupa penderitaan dan kesedihan kepada makhluknya supaya mereka sadar agar tidak lupa pada kebesaran sang pencipta-Nya. Bagi manusia yang kuat imannya dan mengalami musibah, ia akan sadar dan segera bertobat kepada Tuhannya dan bersikap pasrah pada nasib yang akan ditentukan oleh Tuhannya. Dalam sikap pasrahnya, manusia akan memperoleh kedamaian dalam hatinya sehingga penderitaan yang dialaminya secara berangsur-angsur berkurang dan bersyukur kepada Tuhannya karena tidak memberikan cobaab yang lebih berat dari yang telah dialaminya.

     Ada banyak penderitaan dalam lika-liku kehidupan manusia. Baik berupa penderitaan fisik yang bisa diatasi secara medis untuk menyembuhkannya, maupun penderitaan psikis yang penyembuhannya bergantung pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan masalah-masalah psikis yang dialaminya.

    Siksaan

     Siksaan bisa diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Siksaan yang dialami seseorang bisa juga disebut sebagai penderitaan. Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan berbgai jenis siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki dan sebaginya seperti yang tersebut di dalam surat Al-Ankabut ayat 40: “masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh”. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri karena dosa-dosa yang mereka lakukan.

     Siksaan ada yang bersifat psikis, misalnya kebimbangan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila tidak bisa menentukan keputusan mana yang akan ia ambil. Lalu ada jugakesepian. Kesepiaan yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau dalm jiwanya walaupun ia berada didalam lingkungan yang ramai. Kemudiaan yang terakhir ketakutan. Ketakutan adalah bentuk lain dari sesuatu yang dapat membuat seseorang mengalami siksaan batain. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan dan terkesan berlebihan, rasa takut itu disebut juga sebagai phobia. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya phobia, diantaranya :

    .  Claustrophobia dan Agoraphobia. Claustrophobia merupakan rasa takut terhadap ruang tertutup, sedangkan Agoraphobia kebalikannya yaitu takut bila berada di tempat terbuka.
    .  Gamang, yaitu ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi.
    .  Kegelapan, yaitu ketakutan bila seseorang berada ditempat yang gelap.
    .  Kesakitan, yaitu ketakutan akan rasa sakit yang dialaminya.
    .  Kegagalan, yaitu rasa takut seseorang yang disebebkan karena ia merasa bahwa apa yang akan dilakukan  olehnya pasti akan mengalami kegagalan.

     Kebanyakan phobia dimulai dengan suatu shock emosional atau tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarganya, operasi atau rasa sakit yang serius dan sebagainya.

Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang dirasakan atau dialami oleh penderita dan setiap manusia akan selalu mengalaminya. Rasa sakit dan siksaan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena ada siksaan orang merasa sakit, dan karena merasa sakit orang menderita. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari rasa sakit, misalnya timbul rasa kasihan terhadap penderita, adanya rasa keprihatinan manusia, rasa social, dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dll.




Sumber - sumber Penderitaan 

Bila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sumber penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:


1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia  dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk dapat diperbaiki dan manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Dalam mengatasi penderitaan ini manusia dapat berusaha dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme.
3. Terhadap orang lain
Perbuatan buruk manusia dapat menimbulkan derita bagi orang lain yang sangat mengganggu phyisik dan phisikologi orang yang menderita.
4. Terhadap alam lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. 

Upaya Menghindari Diri dari Penderitaan
      Bagaimana cara mengatasi penderitaan dan kegelisahan. Kita semua tahu bahwa penderitaan adalah menahan, menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman pahit yang tidak didambakan oleh setiap manusia, sedangkan kegelisahan adalah suatu rasa tidak tentram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan dan kegelisahan. Untuk menghindari dari penderitaan dapat dilakukan dengan cara yaitu berani mengatasi kesulitan yang ada dan mengatasi masalah dengan tenang, berkomunikasi kepada orang lain, melatih berfikir dan berbuat wajar. Untuk menghindari dari rasa gelisah dapat dilakukan dengan cara mengambil hikmah dari satu pengalaman, mengintropeksi diri, serta berdoa dan menyerahkan diri pada Tuhan.
Upaya dalam mengatasi penderitaan juga dapat dilakukan dengan refresing dalam berbagai bentuknya seperti rekreasi, hiburan, nonton, olah raga, jalan-jalan, kumpul-kumpul, nongkrong di café, belanja menghabiskan waktu dan uang. Kedua, menyibukkan diri dalam berbagai aktifitas yang diharapkannya bisa melupakan problem-problem hidupnya untuk sementara. Ketiga, menghukum dirinya dengan duduk berjam-jam depan komputer menghabiskan waktu dengan main game, chatting atau yang paling populer sekarang, fesbukan.
Ketika penderitaan-penderitaan jiwa menghimpit seseorang pengobatannya bukan dengan memperbanyak dzikir, wirid atau membaca asma ul-husna, apalagi refreshing ke tempat-tempat hiburan. Yang seharusnya dilakukan adalah merenung dan merenung, menghisab diri (introspeksi) atas semua kesalahan, dosa, pembangkangan dan pelanggaran-pelanggaran agama yang pernah dilakukan. Tapi, ini agak sulit. Tidak mudah orang menemukan dan menyadari kesalahan-kesalahannya sendiri. Maka, cara yang benar adalah carilah orang yang bisa memberikan nasehat!! Tanyakanlah mengapa masalah demi masalah datang tak habis-habisnya, kemudian duduk, diam dan dengarkan orang yang menasehati kita. Orang yang diminta nasehat harus orang yang tepat: yang bersih hatinya, lurus hidupnya, jernih pandangannya, taat agamanya, satu kata antara hati dan perbuatannya, bisa menguasai hawa nafsunya dan tidak mencintai dunia. Dan yang penting dicatat, bukan orang (termasuk kiayi atau ahli hikmah) yang memberikan resep-resep instan agar masalah cepat selsesai, tapi yang bisa menguraikan kesalahan-kesalahan kita, membeberkan kelemahan dan kekurangan kita, yang menunjukkan keburukan-keburukan kita, yang semua menjadi penyebab yang tidak disadari (hijab ruhani) munculnya penyakit-penyakit dalam diri kita, lahir maupun batin.

Sumber :
 Buku Ilmu Budaya Dasar, Seri Diklat, Universitas Gunadarma

Manusia dan Kegelisahan

Pengertian Kegelisahan
     Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, ataupun cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang hatinya tidak tentram, merasa khawatir, tidak tenang dalam bertingkah laku, atau sedang dalam rasa cemas.

     Kegelisahan hanya bisa diketahui melalui tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Tingkah laku atau gerak-gerik orang yang sedang gelisah umunya lain dari biasanya. Contohnya ada yang menggerakkan kakinya terus menerus, berjalan mondar mandir, murung dan lain-lain.

     Kegelisahan juga bisa dikatakan sebagai ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan. Masalah kecemasan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang yang mengalami frustasi disebabkan karena keinginannya tidak tercapai.

 Sigmund Freud mengatakan bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :   
    . Kecemasan obyektif
Kecemasan yang disebabkan akibat dari suatu pengamatan atau suatu bahaya dari dunia luar.
    . Kecemasan neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
    . Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Setiap pribadi mmiliki bermacam-macam emosi, ada iri, dengki, dendam, marah, gelisah dan sebagainya. Emosi-emosi tersebut menyebabkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, danputus asa.

   Keterasingan

     Keterasingan berasal dari kata terasing yang berdasarkan dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan adalah hal-hal yang berkenaan dengan tersisihnya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

     Terasing atau keterasingan merupakan bagian dari hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan. Kadar atau tingkat keterasingan seseorang dengan orang lainnya sudah pasti berbeda-beda.

     Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau karena kekurangan yang ada pada diri seseorang sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lainnya.

     Orang yang bersikap angkuh dan sombong akan selalu tersisih dari pergaulan karena perilaku semacam itu tidak disenangi dan justru dibenci oleh masyarakat. Karena itulah orang yang memiliki sifat seperti itu akan dibenci oleh orang lain dan membuatnya tersisih dalam pergaulan.

     Kekurangan yang ada pada diri seseorang jga dapat membat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena kesalahan yang ia perbuat.

   Kesepian

     Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian dapat diartikan merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian.

     Sebab-sebab terjadinya kesepian bermacam-macam. Frustasi dapat menyebabkan kesepian. Dalam hal ini orang yang bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan lebih senang hidup sendiri

     Kesepian merupakan akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala itu membuatnya dijauhi teman-teman sepergaulannya. Karena teman-temannya menjauhi dirinya maka ia hidup terasing, terpencil jauh dari keramaian sehingga kesepian.

   Ketidakpastian

     Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti yang artinya tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab yang membuat pikirannya kacau.

     Ketidakpastian tentang lulus tidaknya dalam ujian sarjana yang sudah ditunggu-tunggu pasti membuat orang yang menghadapinya menjadi gelisah. Lulus atau tidaknya ujian sarjana akan menentukan status karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu mendapatkannya.

Sumber - sumber Kegelisahan

Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.        - Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.
2.       - Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan  jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak
 negatifnya. 
3.      -  Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal
 itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
              - Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5.        - Tidak MerasAman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan   diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
 
6.        - Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.

Cara Mengatasi Kegelisahan 

Cara yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
·      Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
·      Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
·      Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.

Sumber :
Buku Ilmu Budaya Dasar, Seri Diklat, Universitas Gunadarma

http://manusiadankegelisahan77.blogspot.com/