Kamis, 18 Juni 2015

Manusia dan Penderitaan

    Pengertian Penderitaan

     Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta “dhra” yang mempunyai arti menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Intensitas penderitaan memiliki tingkatan, ada yang berat namun ada juga yang ringan. Peranan individu juga turut menentukan berat tidaknya suatu penderitaan. Suatu kejadian atau peristiwa yang dianggap sebagai penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan juga oleh orang lain.

      Setiap orang pasti akan mengalami yang namanya penderitaan, itu karena hal tersebut sudah menjadi resiko dalam hidup. Tuhan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan pada makhluknya dan pastilah Tuhan juga akan memberikan cobaan berupa penderitaan dan kesedihan kepada makhluknya supaya mereka sadar agar tidak lupa pada kebesaran sang pencipta-Nya. Bagi manusia yang kuat imannya dan mengalami musibah, ia akan sadar dan segera bertobat kepada Tuhannya dan bersikap pasrah pada nasib yang akan ditentukan oleh Tuhannya. Dalam sikap pasrahnya, manusia akan memperoleh kedamaian dalam hatinya sehingga penderitaan yang dialaminya secara berangsur-angsur berkurang dan bersyukur kepada Tuhannya karena tidak memberikan cobaab yang lebih berat dari yang telah dialaminya.

     Ada banyak penderitaan dalam lika-liku kehidupan manusia. Baik berupa penderitaan fisik yang bisa diatasi secara medis untuk menyembuhkannya, maupun penderitaan psikis yang penyembuhannya bergantung pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan masalah-masalah psikis yang dialaminya.

    Siksaan

     Siksaan bisa diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Siksaan yang dialami seseorang bisa juga disebut sebagai penderitaan. Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan berbgai jenis siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki dan sebaginya seperti yang tersebut di dalam surat Al-Ankabut ayat 40: “masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh”. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri karena dosa-dosa yang mereka lakukan.

     Siksaan ada yang bersifat psikis, misalnya kebimbangan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila tidak bisa menentukan keputusan mana yang akan ia ambil. Lalu ada jugakesepian. Kesepiaan yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau dalm jiwanya walaupun ia berada didalam lingkungan yang ramai. Kemudiaan yang terakhir ketakutan. Ketakutan adalah bentuk lain dari sesuatu yang dapat membuat seseorang mengalami siksaan batain. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan dan terkesan berlebihan, rasa takut itu disebut juga sebagai phobia. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya phobia, diantaranya :

    .  Claustrophobia dan Agoraphobia. Claustrophobia merupakan rasa takut terhadap ruang tertutup, sedangkan Agoraphobia kebalikannya yaitu takut bila berada di tempat terbuka.
    .  Gamang, yaitu ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi.
    .  Kegelapan, yaitu ketakutan bila seseorang berada ditempat yang gelap.
    .  Kesakitan, yaitu ketakutan akan rasa sakit yang dialaminya.
    .  Kegagalan, yaitu rasa takut seseorang yang disebebkan karena ia merasa bahwa apa yang akan dilakukan  olehnya pasti akan mengalami kegagalan.

     Kebanyakan phobia dimulai dengan suatu shock emosional atau tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarganya, operasi atau rasa sakit yang serius dan sebagainya.

Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang dirasakan atau dialami oleh penderita dan setiap manusia akan selalu mengalaminya. Rasa sakit dan siksaan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena ada siksaan orang merasa sakit, dan karena merasa sakit orang menderita. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari rasa sakit, misalnya timbul rasa kasihan terhadap penderita, adanya rasa keprihatinan manusia, rasa social, dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dll.




Sumber - sumber Penderitaan 

Bila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sumber penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:


1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia  dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk dapat diperbaiki dan manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Dalam mengatasi penderitaan ini manusia dapat berusaha dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme.
3. Terhadap orang lain
Perbuatan buruk manusia dapat menimbulkan derita bagi orang lain yang sangat mengganggu phyisik dan phisikologi orang yang menderita.
4. Terhadap alam lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. 

Upaya Menghindari Diri dari Penderitaan
      Bagaimana cara mengatasi penderitaan dan kegelisahan. Kita semua tahu bahwa penderitaan adalah menahan, menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman pahit yang tidak didambakan oleh setiap manusia, sedangkan kegelisahan adalah suatu rasa tidak tentram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan dan kegelisahan. Untuk menghindari dari penderitaan dapat dilakukan dengan cara yaitu berani mengatasi kesulitan yang ada dan mengatasi masalah dengan tenang, berkomunikasi kepada orang lain, melatih berfikir dan berbuat wajar. Untuk menghindari dari rasa gelisah dapat dilakukan dengan cara mengambil hikmah dari satu pengalaman, mengintropeksi diri, serta berdoa dan menyerahkan diri pada Tuhan.
Upaya dalam mengatasi penderitaan juga dapat dilakukan dengan refresing dalam berbagai bentuknya seperti rekreasi, hiburan, nonton, olah raga, jalan-jalan, kumpul-kumpul, nongkrong di café, belanja menghabiskan waktu dan uang. Kedua, menyibukkan diri dalam berbagai aktifitas yang diharapkannya bisa melupakan problem-problem hidupnya untuk sementara. Ketiga, menghukum dirinya dengan duduk berjam-jam depan komputer menghabiskan waktu dengan main game, chatting atau yang paling populer sekarang, fesbukan.
Ketika penderitaan-penderitaan jiwa menghimpit seseorang pengobatannya bukan dengan memperbanyak dzikir, wirid atau membaca asma ul-husna, apalagi refreshing ke tempat-tempat hiburan. Yang seharusnya dilakukan adalah merenung dan merenung, menghisab diri (introspeksi) atas semua kesalahan, dosa, pembangkangan dan pelanggaran-pelanggaran agama yang pernah dilakukan. Tapi, ini agak sulit. Tidak mudah orang menemukan dan menyadari kesalahan-kesalahannya sendiri. Maka, cara yang benar adalah carilah orang yang bisa memberikan nasehat!! Tanyakanlah mengapa masalah demi masalah datang tak habis-habisnya, kemudian duduk, diam dan dengarkan orang yang menasehati kita. Orang yang diminta nasehat harus orang yang tepat: yang bersih hatinya, lurus hidupnya, jernih pandangannya, taat agamanya, satu kata antara hati dan perbuatannya, bisa menguasai hawa nafsunya dan tidak mencintai dunia. Dan yang penting dicatat, bukan orang (termasuk kiayi atau ahli hikmah) yang memberikan resep-resep instan agar masalah cepat selsesai, tapi yang bisa menguraikan kesalahan-kesalahan kita, membeberkan kelemahan dan kekurangan kita, yang menunjukkan keburukan-keburukan kita, yang semua menjadi penyebab yang tidak disadari (hijab ruhani) munculnya penyakit-penyakit dalam diri kita, lahir maupun batin.

Sumber :
 Buku Ilmu Budaya Dasar, Seri Diklat, Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar